SBS Examines: Rumor, Rasisme, dan Referendum

Referendum misinformation web banner.jpg

The referendum has made some Aboriginal and Torres Strait Islander people question their sense of belonging in Australia. Credit: Getty/Supplied

Misinformasi dan disinformasi tersebar luas selama referendum. Dampaknya masih terasa hingga satu tahun kemudian.


Selama kampanye referendum, pria Tagalaka dan Gumatj, Conor Bowden, mulai mengunggah video edukasi tentang Suara untuk Parlemen ke media sosialnya.

Ia kemudian mendapati dirinya berjuang melawan arus informasi yang salah.

“Alih-alih hanya untuk mengajarkan dan menyebarkan pengetahuan, hal itu malah digagalkan karena saya harus menghapus semua kebohongan yang telah diberitahukan kepada masyarakat,” ungkapnya.

Rasisme terhadap masyarakat Aborigin dan Penduduk Pribumi Selat Torres meningkat saat referendum dan membuat sebagian orang tidak yakin akan tempat mereka di negara ini.

“Saya yakin bahwa hasil referendum telah memberikan kelompok tertentu dalam masyarakat rasa kebebasan untuk melanggengkan rasisme, kebencian rasial, dan fitnah rasial,” kata Komisaris Keadilan Sosial Masyarakat Aborigin dan Penduduk Pribumi Selat Torres, Katie Kiss.

Episode SBS Examines kali ini merefleksikan, setahun kemudian, referendum Suara untuk Parlemen dan peran misinformasi dalam kekalahannya.


Dengarkan setiap hari Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu jam 3 sore.
Ikuti kami di  dan , serta jangan lewatkan kami.

Share
Follow SBS Indonesian

Download our apps
SBS Audio
SBS On Demand

Listen to our podcasts
Independent news and stories connecting you to life in Australia and Indonesian-speaking Australians.
Ease into the English language and Australian culture. We make learning English convenient, fun and practical.
Get the latest with our exclusive in-language podcasts on your favourite podcast apps.

Watch on SBS
SBS Indonesian News

SBS Indonesian News

Watch it onDemand